Guru Tulis

Apa hubungan kopi dengan serangan jantung?

Written By INFO UNIK DAN MENARIK on Rabu, 13 Juni 2012 | 04.30

Benarkah konsumsi kopi dapat berbahaya bagi jantung? Perlu diketahui, tidak semua kopi memberikan efek yang sama. Bahkan, beberapa penelitian belum sepenuhnya mampu membuktikan ancaman tersebut. 

Sejumlah riset tentang kopi dihiasi dengan berbagai kontradiksi pada hasil. Selain metodologi dan ukuran studi, beberapa perbedaan seperti cara penyajian kopi juga dapat memengaruhi.

Kopi tanpa filter mengandung bahan kimia yang disebut diterpenes seperti kahweol dan cafestol, yang terkait dengan peningkatan kolesterol jahat atau LDL, yang pada akhirnya memicu peningkatan risiko penyakit jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa minum kopi rebus tanpa filtter, dapat meningkatkan kolesterol sebanyak 10 persen. Para ahli percaya bahwa bahan kimia pada kopi dapat dihilangkan dengan filter kertas.

Bahan kimia yang paling terkenal dalam kopi adalah kafein. Rata-rata, satu cangkir kopi seduh atau mengandung sekitar 100 mg kafein. Sedangkan kopi tanpa kafein atau kopi decaf hanya mengandung beberapa miligram kafein saja.

Kajian Riset 


Persepsi umum mengatakan bahwa minum kopi dapat memengaruhi detak atau irama jantung. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Sebuah penelitian di Kanada yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine pada Januari 1991 telah mereview lima penelitian sebelumnya terhadap partisipan dengan masalah irama jantung abnormal. Mereka menemukan bahwa minum hingga lima cangkir kopi sehari tidak memperburuk irama jantung.

Menariknya, sebuah riset berskala besar melibatkan sekitar 130.000 orang anggota asuransi 'Kaiser Pemanente' menunjukkan bahwa partisipan yang minum sampai tiga cangkir kopi sehari, 20 persen diantaranya berisiko lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit akibat irama jantung abnormal dibandingkan mereka yang tidak minum kopi.

Sementara itu, riset di Harvard yang melibatkan 45.000 pria sehat, tergabung dalam Health Professionals Foolow-Up Study yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine pada tahun 1990, menemukan bahwa minum kopi tidak berpengaruh pada risiko serangan jantung atau stroke.

Sedangkan sebuah temuan yang lebih baru di Jepang (81.000 pria dan wanita), yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiologi and Community Health menunjukkan bahwa minum satu atau dua cangkir kopi per hari dikaitkan dengan pengurangan resiko kematian akibat penyakit jantung sampai 23 persen . 

Studi lainnya pada tahun 2008 di Spanyol, yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine, melibatkan 129.000 pria dan wanita lebih dari dua dekade menemukan, wanita yang minum empat sampai lima cangkir per hari 34 persen memiliki risiko lebih kecil untuk meninggal karena penyakit jantung, sedangkan pria yang mengonsumsi lebih dari lima cangkir sehari, 44 persen memiliki risiko lebih kecil meninggal akibat penyakit jantung.

Haruskah minum kopi?


Sebelum Anda mulai merekomendasikan kopi ke teman Anda sebagai minuman kesehatan, Anda perlu terlebih dahulu menjawab pertanyaan ini: Dapatkah kopi membahayakan kesehatan?

Konsumsi kopi secara rutin dalam statistik dan peneliti belum mampu menghasilkan bukti yang pasti apakah manfaat minum kopi memiliki efek langsung atau tidak.

Ada lebih dari 1.000 bahan kimia yang terkandung dalam kopi, yang banyak di antaranya telah diuji dan terbukti memiliki efek penyebab kanker pada hewan percobaan bila diberikan dalam dosis tinggi.

Salah satunya akrilamida - bahan kimia karsinogenik - yang kandungannya lebih tinggi pada kopi instan ketimbang kopi seduh. Akrilamida juga menyebabkan kerusakan saraf pada orang yang memiliki tingkat stres yang sangat tinggi di tempat kerja.

Kopi berkafein mungkin tidak cocok bagi beberapa orang, terutama mereka yang berusia lanjut, yang tidak mampu memetabolisme kafein secara efektif dan tidak mentolerir kopi dengan baik. Dalam beberapa kondisi, hal ini juga mungkin memperburuk kondisi yang sudah ada seperti mulas, migren, irama jantung abnormal dan insomnia.

Pada dasarnya, minum kopi tidak berbahaya asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dan tidak berlebihan. Ada cara lebih baik untuk mengurangi penyakit jantung dan stroke, seperti menghentikan kebiasaan merokok, pengurangan diet kolesterol dan olahraga.

0 komentar:

Posting Komentar