Orang dengan pradiabetes mungkin menghadapi risiko lebih besar mengalami stroke di kemudian hari. Demikian hasil temuan para ilmuwan di University of California. Pradiabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah melampaui batas normal, tetapi belum mencapai batas diagnosis diabetes.
Peneliti memperingatkan bahwa situasi ini dapat menggambarkan masalah kesehatan dalam skala besar, dengan kondisi pradiabetes telah mempengaruhi hampir 79 juta orang di Amerika Serikat. Studi ini dipublikasikan secara online pada 7 Juni 2012 dalam British Medical Journal (BMJ).
Dalam kajiannya, peneliti menganalisis 15 penelitian sebelumnya yang melibatkan lebih dari 760.000 orang. Para peneliti menemukan bahwa orang dengan pradiabetes memiliki risiko 21 persen lebih tinggi terkena stroke.
Pradiabetes didefinisikan bila kadar gula darah (atau glukosa darah) berada pada tingkat 110 hingga 125 miligram per desiliter (mg/dl). Untuk batas terbawah, para peneliti menemukan tidak ada peningkatan risiko stroke.
Peneliti berpendapat mungkin ada ambang batas dan bahwa risiko stroke dapat meningkat ketika tingkat gula darah di atas 110 mg/dl. Mereka mencatat bahwa kualitas dari bukti temuan cukup variabel dan bahwa faktor lain juga dapat ikut bermain.
Mereka menyimpulkan, orang dengan pradiabetes atau kadar gula puasa 110-125 mg/dl memiliki risiko stroke lebih tinggi di kemudian hari dan bahwa orang dengan kondisi ini harus menjaga berat badan mereka dan mengadopsi gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko.
Dalam editorial jurnal yang menyertainya, Jonathan Treadwell, peneliti senior di ECRI Institute, mengatakan, para peneliti menggunakan klasifikasi sederhana dari pradiabetes, dan tidak mungkin untuk mengetahui ruang lingkup yang tepat dari hubungan potensial antara pradiabetes dan stroke.
Sumber : Healthday News/kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar