Saat berenang, tanpa sadar kita mengeluarkan zat organik berkomponen nitrogen seperti keringat, ludah, dan urin. Jika klorin berbaur dengan zat organik berkomponen nitrogen akan menghasilkan zat-zat sisa yang berbahaya, contohnya kloramin.
Sebagian kloramin larut dalam air. Selain itu ada juga yang dilepaskan ke udara (trikloramin), dan membuat area sekitar kolam renang beraroma khas kaporit. Konsentrasi tertinggi kloramin di udara ada pada jarak terdekat, yaitu udara di atas permukaan air kolam. Karena alasan kebersihan, pengelola kolam renang memperbanyak klorin tanpa tahu batasannya. Padahal konsentrasi klorin yang tinggi seringkali menyebabkan zat berbahaya terserap tubuh secara berlebihan melalui kulit. Demikian juga dengan masalah pernafasan.
Hal ini diperparah dengan adanya kolam renang indoor (dalam ruangan). Idealnya kolam renang dibangun di area terbuka karena pergerakan udara di atas permukaan air dapat mengurangi konsentrasi kloramin. Pada kolam renang indoor, trikloramin bisa terperangkap di udara dalam ruangan, terlebih lagi jika kolam renang tresebut tidak memiliki plafon ruangan yang tinggi dan ventilasi yang baik.
Jika Anda dapat menghirup bau klorin di kolam artinya kadar klorin dalam air tergolong tinggi dan berbahaya. Oleh karena itu, tidak hanya perenang namun petugas yang membersihkan kolam juga ikut terganggu. Siapa saja yang rentan? Para atlet atau orang yang seringkali berenang dan anak-anak. Trikloramin dilepaskan ke udara saat terjadi pergerakan dalam air. Semakin banyak pergerakan yang terjadi dalam air, maka semakin banyak juga trikloramin yang dilepaskan. Bagaimana dengan anak-anak? Sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang sempurna, anak-anak juga lebih banyak menghirup udara per unit badan dibandingkan orang dewasa.
0 komentar:
Posting Komentar